Ketika masih muda, ayahnya, seorang reporter perang, mengekspos target karena pantulan kamera di medan perang. Untuk melindunginya, seorang wakil komandan kompi meninggal dengan heroik. Seusai perang, sang ayah datang ke kampung halaman wakil komandan kompi dengan perasaan yang mendalam untuk menjenguk janda wakil komandan kompi. Itu bertepatan dengan distosia istrinya, jadi dia berkewajiban untuk merawat istri dermawan. Semua ini secara alami disalahpahami dan tidak dipuaskan oleh istrinya. Dalam kemarahan, istrinya pergi ke luar negeri tanpa berita, dan tidak membiarkan pengacara pergi melalui formalitas perceraian sampai dua tahun kemudian, Setelah ayahnya menandatangani, pengacara tidak bisa membantu mengatakan kepadanya bahwa mantan istrinya sudah memiliki anak perempuan. Pada saat ini, ayah saya telah dipindahkan ke sebuah kota kecil di utara, sepenuhnya mengambil kehidupan keluarga wakil komandan kompi, dan membentuk keluarga hangat beranggotakan tiga orang dengan janda dan putri wakil komandan kompi. Untuk memenuhi keinginan terakhir wakil komandan kompi "biarkan anak menjadi juara Olimpiade senam", ayah saya berusaha keras untuk melatihnya belajar senam dari ayah pertama putri angkatnya, Setelah istri asli ayahnya di Belanda mengetahui tentang situasi ini, dari mentalitas yang kompleks, ia juga membiarkan putri kandung ayahnya belajar senam ... Beberapa tahun kemudian, putri kandung dan putri angkat ayahnya menjadi pesaing di Olimpiade, dan ayahnya juga dihadapkan pada pilihan apakah untuk berbaikan dengan mantan istrinya.